Karbon aktif sifat pembuatan dan aplikasi

 Karbon aktif, juga dikenal sebagai arang aktif atau activated carbon dalam bahasa Inggris, adalah bentuk karbon yang sangat poros dan memiliki kemampuan untuk menyerap zat-zat kimia dan gas. Karbon aktif dibuat dari bahan-bahan organik seperti batubara, kayu, kulit kelapa, atau bahan organik lainnya melalui proses aktivasi yang meningkatkan porositasnya. Karbon aktif banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena kemampuannya untuk menyerap, menyaring, dan membersihkan berbagai jenis kontaminan. Berikut adalah beberapa informasi lebih lanjut tentang karbon aktif:


**Sifat-sifat Karbon Aktif:**

- **Porositas:** Karbon aktif memiliki struktur pori-pori yang sangat besar dan luas permukaan yang dapat mencapai ribuan meter persegi per gramnya. Struktur pori ini memberikan luas permukaan yang besar untuk berinteraksi dengan zat-zat kimia dan gas.

- **Kemampuan Penyerapan:** Karbon aktif memiliki kemampuan menyerap berbagai jenis zat, termasuk polutan organik, bau, warna, rasa, dan zat beracun. Ini membuatnya sangat efektif dalam pemurnian air minum, pengobatan air limbah, dan banyak aplikasi lainnya.

- **Nonpolaritas:** Karbon aktif memiliki sifat nonpolar, sehingga cenderung menyerap zat-zat organik nonpolar seperti minyak dan lemak.

- **Aplikasi:** Karbon aktif digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk pengolahan air dan air limbah, pemurnian udara, pengobatan limbah kimia, pemrosesan makanan dan minuman, pengobatan medis, filter air minum, dan banyak lagi.


**Proses Pembuatan Karbon Aktif:**

- Pembuatan karbon aktif melibatkan proses aktivasi, yang bisa dilakukan dengan dua metode utama: aktivasi fisik dan aktivasi kimia.

- Aktivasi fisik melibatkan pemanasan bahan baku organik (seperti batubara atau kayu) dalam atmosfer gas yang tidak beroksigen, seperti nitrogen, dengan suhu tinggi. Proses ini menghilangkan zat organik yang ada dalam bahan baku dan meningkatkan porositas karbon.

- Aktivasi kimia melibatkan perendaman bahan baku dalam larutan kimia seperti asam fosfat atau kalium hidroksida, diikuti dengan pemanasan. Ini juga meningkatkan porositas karbon aktif.


**Aplikasi Umum Karbon Aktif:**

1. **Pemurnian Air:** Karbon aktif digunakan dalam filter air minum untuk menghilangkan zat-zat seperti klorin, organik volatile compounds (VOCs), dan bau yang dapat merusak kualitas air.

2. **Pengolahan Air Limbah:** Karbon aktif digunakan dalam pengolahan air limbah untuk menghilangkan polutan organik, bau, dan warna dari air sebelum dibuang ke lingkungan.

3. **Industri Makanan dan Minuman:** Karbon aktif digunakan dalam industri makanan dan minuman untuk menyaring, mendekolorisasi, dan memurnikan produk, seperti gula, minyak, dan minuman beralkohol.

4. **Industri Farmasi:** Dalam industri farmasi, karbon aktif digunakan dalam proses pemurnian dan pengeringan bahan kimia farmasi.

5. **Pengobatan Keracunan:** Karbon aktif kadang-kadang digunakan sebagai pengobatan darurat untuk keracunan karena kemampuannya menyerap racun dari sistem pencernaan.


Karbon aktif adalah bahan yang sangat penting dalam berbagai aplikasi yang berkaitan dengan pemurnian dan penghilangan kontaminan dari berbagai media. Keefektifannya dalam menyerap berbagai jenis zat kimia dan gas menjadikannya komponen kunci dalam banyak proses industri dan lingkungan.

Reaksi Karl Fischer

 Reaksi Karl Fischer (Karl Fischer titration) adalah metode laboratorium yang digunakan untuk menentukan kadar air (kelembaban) dalam sampel kimia. Metode ini dinamai dari ilmuwan Jerman, Karl Fischer, yang mengembangkannya pada tahun 1935. Reaksi Karl Fischer biasanya digunakan dalam industri kimia, farmasi, analisis makanan, dan laboratorium lainnya di mana penting untuk mengukur kadar air dengan cepat dan akurat.


Reaksi Karl Fischer menggabungkan sampel yang mengandung air dengan larutan Karl Fischer yang merupakan campuran dari beberapa bahan kimia, termasuk iodin, sulfur dioksida, dan pelarut organik seperti metanol atau piridin. Reaksi tersebut berlangsung sebagai berikut:


H2O + SO2 + I2 + R-OH → R-I + 2H2SO4


Di mana:

- H2O adalah air dalam sampel.

- SO2 adalah sulfur dioksida.

- I2 adalah iodin.

- R-OH adalah pelarut organik seperti metanol atau piridin.

- R-I adalah senyawa organik hasil reaksi.


Berikut adalah langkah-langkah umum dalam analisis kadar air dengan menggunakan metode Karl Fischer:


1. **Persiapan Reagen**: Larutan Karl Fischer harus dipersiapkan dengan hati-hati sesuai dengan instruksi produsen. Ini melibatkan mencampurkan iodin, sulfur dioksida, pelarut organik, dan bahan tambahan lainnya dalam jumlah yang tepat.


2. **Pengukuran Sampel**: Sampel yang mengandung air (misalnya, padatan, cairan, atau gas) harus diukur dengan tepat dan ditambahkan ke dalam titrator Karl Fischer.


3. **Titrasi**: Larutan Karl Fischer secara perlahan ditambahkan ke sampel sambil diaduk. Selama proses ini, iodin dalam larutan akan bereaksi dengan air dalam sampel. Ketika air dalam sampel habis bereaksi, perubahan warna akan terjadi, menandakan titik akhir reaksi.


4. **Penghitungan Kadar Air**: Berdasarkan volume larutan Karl Fischer yang telah ditambahkan sebelum titik akhir reaksi tercapai, dan berat molekul air, kadar air dalam sampel dapat dihitung.


Keuntungan dari reaksi Karl Fischer adalah akurasi dan ketepatannya dalam mengukur kadar air, bahkan dalam sampel yang mengandung sedikit air. Selain itu, metode ini relatif cepat dan dapat digunakan dalam berbagai jenis sampel kimia.


Namun, perlu diperhatikan bahwa penggunaan reagen Karl Fischer yang mengandung bahan kimia beracun dan berbahaya, seperti iodin dan sulfur dioksida, memerlukan tindakan keamanan yang ketat dan harus dilakukan dalam lingkungan yang sesuai, seperti dalam hood atau area laboratorium yang dilengkapi dengan alat perlindungan diri yang sesuai.

Asetat anhidrida: sifat, penggunaan dan keamanan

 Asam asetat anhidrida, juga dikenal sebagai asetil anhidrida, adalah senyawa kimia yang memiliki rumus molekul (CH3CO)2O. Ini adalah turunan dari asam asetat (asam etanoat) yang dikenal dengan rumus CH3COOH. Asam asetat anhidrida memiliki dua gugus asetil (CH3CO-) yang terikat pada oksigen sentral.


Berikut beberapa informasi lebih lanjut mengenai asam asetat anhidrida:


**Sifat Fisik:**

- Asam asetat anhidrida berwujud cairan tak berwarna atau bening pada suhu kamar.

- Senyawa ini memiliki bau yang tajam dan menusuk serta bersifat korosif jika terkena kulit atau mata.

- Titik leleh asam asetat anhidrida berada di sekitar -73 °C (-100 °F), dan titik didihnya adalah sekitar 140 °C (284 °F).


**Reaktivitas:**

- Asam asetat anhidrida adalah senyawa reaktif yang dapat mengalami hidrolisis (reaksi dengan air) untuk membentuk asam asetat (asam etanoat) dan asam asetat glasial (asam asetat murni).

- Senyawa ini digunakan dalam berbagai reaksi kimia, terutama dalam sintesis organik untuk mengenalkan gugus asetil ke dalam molekul organik.


**Penggunaan:**

- Asam asetat anhidrida adalah bahan kimia yang digunakan dalam berbagai aplikasi laboratorium dan industri, terutama dalam sintesis kimia organik. Itu dapat digunakan untuk mengubah atau memodifikasi molekul organik dengan menambahkan gugus asetil ke molekul tersebut.

- Salah satu penggunaan utamanya adalah dalam reaksi esterifikasi, di mana gugus asetilnya dapat bergabung dengan alkohol untuk membentuk ester. Misalnya, reaksi dengan etanol akan menghasilkan etil asetat.

- Senyawa ini juga digunakan dalam produksi asam asetat glasial melalui hidrolisis dengan air.


**Keamanan:**

- Asam asetat anhidrida bersifat korosif dan berbahaya jika digunakan tanpa tindakan pengamanan yang tepat. Pemakaian sarung tangan dan kaca mata pelindung sangat dianjurkan saat menangani senyawa ini.

- Penanganan yang aman dan penyimpanan yang benar sangat penting untuk menghindari kecelakaan dan melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.


Asam asetat anhidrida adalah bahan kimia yang kuat dan digunakan dalam berbagai konteks laboratorium dan industri, terutama dalam sintesis kimia organik untuk mengubah struktur molekul organik. Keselamatan dan penggunaan yang benar sangat penting saat menangani senyawa ini.

Natrium nitraborat:sifat, penggunaan dan keamanan

 Natrium nitraborat adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur natrium (Na), boron (B), nitrogen (N), dan oksigen (O). Rumus kimianya adalah Na2B4O7, dan senyawa ini juga dikenal dengan sejumlah nama lain, termasuk borax, sodium borate, atau natrium tetraborat.


Berikut beberapa informasi lebih lanjut mengenai natrium nitraborat:


Sifat Fisik: Natrium nitraborat biasanya berbentuk bubuk kristal yang putih atau bening. Senyawa ini memiliki titik leleh yang relatif rendah, sekitar 742 °C (1.368 °F).


Sifat Kimia: Natrium nitraborat adalah garam natrium dari asam borat. Senyawa ini bersifat larut dalam air, sehingga sering digunakan dalam berbagai aplikasi larutan. Borax juga bersifat basa, dan jika dilarutkan dalam air, akan membentuk larutan yang bersifat basa.


Penggunaan: Natrium nitraborat memiliki banyak aplikasi yang beragam. Beberapa di antaranya adalah:


Penggunaan Rumah Tangga: Borax sering digunakan sebagai deterjen dan pembersih rumah tangga karena sifatnya yang dapat menghilangkan noda dan kotoran.

Industri Kaca: Borax digunakan dalam pembuatan kaca untuk mengendalikan viskositas dan meningkatkan kekuatan kaca.

Industri Keramik: Borax digunakan dalam produksi keramik untuk meningkatkan kemampuan glasur dan memberikan warna tertentu pada keramik.

Industri Logam: Natrium nitraborat digunakan dalam proses pengelasan logam dan peleburan logam, di mana ia dapat berperan sebagai agen fluks untuk membantu membersihkan permukaan logam dari oksida dan kontaminan.

Produksi Sabun dan Kosmetik: Borax digunakan dalam pembuatan sabun, kosmetik, dan produk perawatan pribadi lainnya sebagai pengemulsi dan pengatur pH.

Borax untuk Pemurnian Emas: Dalam beberapa proses pemurnian emas tradisional, borax digunakan untuk membantu menghilangkan impuritas dari emas mentah.

Keamanan: Sementara borax aman untuk sebagian besar penggunaan yang disebutkan di atas, perlu diingat bahwa penggunaan borax dalam makanan dan produk-produk yang akan dikonsumsi harus dihindari. Ini adalah karena dapat beracun jika tertelan dalam jumlah besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemisahan yang ketat antara penggunaan borax dalam aplikasi industri dan penggunaan di rumah atau makanan.


Selain penggunaan praktisnya, natrium nitraborat juga telah menjadi subjek penelitian ilmiah karena sifat kimianya yang unik dan beragam aplikasi dalam berbagai industri.







Natrium hidroksida: sifat penggunaan dan bahaya

 Natrium hidroksida, juga dikenal dengan sebutan soda kaustik atau sodium hydroxide dalam bahasa Inggris, adalah senyawa kimia yang memiliki rumus kimia NaOH. Senyawa ini merupakan basa kuat dan digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan laboratorium. Di bawah ini adalah beberapa informasi lebih lanjut tentang natrium hidroksida:


**Sifat-sifat Natrium Hidroksida:**

- **Keadaan Fisik:** Natrium hidroksida berbentuk padat berwarna putih, berupa butiran atau pelet, tergantung pada bentuknya. Dalam bentuk padatnya, senyawa ini sangat higroskopis, yang berarti ia menyerap air dengan cepat dari udara.

- **Kelarutan:** Natrium hidroksida sangat larut dalam air, menghasilkan larutan alkali yang disebut larutan natrium hidroksida. Larutan ini sangat basa dan dapat merusak kulit dan jaringan jika bersentuhan dengannya.

- **Sifat Reaktif:** Natrium hidroksida adalah basa kuat dan reaktif. Ia dapat bereaksi dengan asam untuk menghasilkan garam dan air dalam reaksi netralisasi. Reaksinya dengan lemak juga dikenal sebagai saponifikasi, yang digunakan dalam pembuatan sabun.

- **Tingkat Bahaya:** Natrium hidroksida sangat berbahaya jika tidak ditangani dengan hati-hati. Ia dapat menyebabkan luka bakar pada kulit dan merusak mata jika terkena. Ketika menggunakannya, pengguna harus memakai perlindungan pribadi yang sesuai, seperti sarung tangan dan pelindung mata.


**Penggunaan Natrium Hidroksida:**

- **Industri Kimia:** Natrium hidroksida digunakan dalam produksi berbagai produk kimia, termasuk deterjen, sabun, produk pembersih rumah tangga, dan produk-produk lain yang melibatkan saponifikasi.

- **Industri Pembuatan Kertas:** Natrium hidroksida digunakan dalam proses pemutihan pulp kayu yang digunakan dalam pembuatan kertas.

- **Industri Petrokimia:** Natrium hidroksida digunakan dalam pemrosesan minyak bumi untuk menghilangkan asam lemak bebas.

- **Industri Makanan:** Dalam industri makanan, natrium hidroksida digunakan dalam proses pengolahan makanan, seperti pelepasan kulit dari tomat dan pengolahan makanan laut.

- **Pengolahan Limbah:** Natrium hidroksida digunakan dalam pengolahan limbah industri dan pengolahan air limbah untuk menetralkan asam dan mengendalikan pH.


**Bahaya dan Penggunaan Aman:**

- Karena tingkat bahayanya, natrium hidroksida harus disimpan dalam wadah yang aman dan ditangani dengan sangat hati-hati. Selalu gunakan perlindungan pribadi saat menggunakannya dan pastikan ruangan terventilasi dengan baik.

- Jika terkena kulit atau mata, segera bilas dengan air bersih dalam waktu yang cukup lama dan cari pertolongan medis jika diperlukan.

- Hindari campuran natrium hidroksida dengan zat-zat yang dapat menyebabkan reaksi berbahaya, seperti asam sulfat atau asam klorida.


Natrium hidroksida adalah bahan kimia yang penting dalam industri dan memiliki peran penting dalam berbagai aplikasi, tetapi penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan pedoman keamanan yang tepat.

Natrium asetat: sifat, penggunaan, produksi dan keamanan

 Natrium asetat adalah senyawa kimia yang terdiri dari unsur natrium (Na), karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Rumus kimianya adalah CH3COONa, yang menunjukkan bahwa senyawa ini adalah garam dari asam asetat (asam etanoat) dan natrium. Natrium asetat biasanya ditemukan dalam bentuk padatan kristal putih atau bubuk.


Berikut adalah beberapa informasi lebih lanjut tentang natrium asetat:


Sifat Fisik: Natrium asetat adalah padatan kristal yang umumnya berwujud bubuk atau butiran. Senyawa ini larut dalam air dengan baik, sehingga sering digunakan dalam larutan akuatik.


Sifat Kimia: Natrium asetat bersifat basa, yang berarti bahwa dalam larutan air, senyawa ini dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-) yang dapat meningkatkan pH larutan. Ini juga merupakan garam dari asam asetat (CH3COOH), yang adalah asam lemah. Oleh karena itu, natrium asetat bersifat netral jika digunakan dalam jumlah yang seimbang dengan asam asetat.


Penggunaan: Natrium asetat memiliki berbagai aplikasi, termasuk:


  1. Industri Makanan: Ini digunakan sebagai bahan pengawet dalam makanan tertentu, seperti makanan kalengan dan saus.
  2. Industri Tekstil: Dalam proses pewarnaan tekstil, natrium asetat digunakan sebagai zat pengikat untuk meningkatkan daya tahan warna.
  3. Industri Kimia: Natrium asetat digunakan dalam berbagai reaksi kimia, termasuk dalam pembuatan berbagai senyawa organik, seperti aseton dan asam asetat glasial.
  4. Pengencer DNA: Dalam laboratorium biologi molekuler, natrium asetat dapat digunakan untuk mengendapkan DNA dan menghilangkan garam dari larutan DNA.

Produksi: Natrium asetat dapat diproduksi melalui reaksi antara asam asetat (misalnya, asam asetat glasial) dan natrium hidroksida (NaOH). Reaksi ini menghasilkan natrium asetat dan air.


Keamanan: Natrium asetat adalah senyawa yang relatif aman jika digunakan sesuai dengan petunjuk. Namun, seperti dengan bahan kimia lainnya, harus diperlakukan dengan hati-hati. Penggunaan yang tidak tepat atau paparan berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan. Sebagai bahan kimia, perlu dihindari kontak langsung dengan mata atau kulit, dan harus disimpan di tempat yang aman dan kering.


Natrium asetat adalah senyawa yang memiliki peran penting dalam berbagai aplikasi industri dan laboratorium. Karena larut dalam air dan sifat kimianya yang dapat bervariasi, natrium asetat digunakan dalam berbagai konteks untuk tujuan yang berbeda.







Cupri sulfat

 Cupri sulfat, juga dikenal sebagai sulfat tembaga(II) atau kuprosulfat, adalah senyawa kimia yang memiliki rumus kimia CuSO4. Senyawa ini mengandung ion tembaga (Cu^2+) dan ion sulfat (SO4^2-). Cupri sulfat ada dalam beberapa bentuk, termasuk bentuk padat (anhydrous), bentuk heptahidrat (CuSO4·7H2O), dan bentuk pentahidrat (CuSO4·5H2O).


Berikut adalah beberapa informasi lebih lanjut tentang cupri sulfat:


**Sifat-sifat Cupri Sulfat:**


- **Keadaan Fisik:** Cupri sulfat dalam bentuk padat (anhydrous) berbentuk kristal berwarna putih hingga biru-terang, tergantung pada bentuk kristalnya. Cupri sulfat pentahidrat dan heptahidrat memiliki warna biru yang lebih khas.

- **Kelarutan:** Cupri sulfat larut dalam air, dan dalam bentuk larutannya, ia menghasilkan ion-ion tembaga dan sulfat. Larutan cupri sulfat memiliki warna biru yang khas.

- **Penggunaan:** Cupri sulfat memiliki berbagai penggunaan, antara lain:

  - Sebagai pestisida: Digunakan dalam pertanian sebagai fungisida untuk melawan berbagai penyakit tanaman.

  - Dalam bidang kimia: Digunakan dalam berbagai reaksi kimia sebagai katalis atau reagen.

  - Dalam pemrosesan logam: Digunakan dalam elektroplating (pelapisan logam) untuk memberikan lapisan tembaga pada logam lain.

  - Dalam pembuatan pigmen: Digunakan dalam pembuatan pigmen warna biru pada cat dan tinta.

  - Dalam laboratorium: Digunakan sebagai reagen dalam berbagai uji kimia.


**Bahaya dan Keamanan:**


- Cupri sulfat adalah senyawa yang beracun dan harus ditangani dengan hati-hati. Hindari kontak langsung dengan kulit dan mata. Pastikan untuk mengikuti panduan keamanan dan menggunakan perlindungan pribadi yang sesuai saat menangani senyawa ini.

- Jangan menghirup debu atau uap cupri sulfat, karena ini dapat berbahaya bagi kesehatan pernapasan.

- Simpan cupri sulfat dalam wadah yang tertutup rapat dan jauhkan dari anak-anak dan hewan peliharaan.

- Jangan mencampur cupri sulfat dengan bahan kimia lain tanpa pengetahuan dan pengawasan yang tepat, karena hal ini dapat menyebabkan reaksi berbahaya.


Cupri sulfat adalah senyawa kimia yang penting dalam berbagai aplikasi industri dan pertanian, tetapi penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan sesuai dengan pedoman keamanan yang tepat.

Karbon 14 penanggalan sifat isotop radioaktif

 Karbon-14 (14C) adalah salah satu isotop karbon yang memiliki kegunaan penting dalam penanggalan arkeologi, geologi, dan ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan dengan sejarah dan perkembangan kehidupan di Bumi. Ini adalah isotop radioaktif yang digunakan dalam metode yang dikenal sebagai "penanggalan radiokarbon" atau "radiokarbon dating."


**Sifat-sifat Karbon-14:**

- **Isotop Radioaktif:** Karbon-14 adalah isotop radioaktif karbon. Ini berarti bahwa intinya tidak stabil dan mengalami peluruhan radioaktif seiring berjalannya waktu.

- **Pembentukan:** Karbon-14 dibentuk di atmosfer Bumi ketika atom-atom nitrogen-14 (14N), yang merupakan komponen utama udara, terpapar radiasi kosmik yang datang dari luar angkasa. Proses ini menyebabkan nitrogen-14 menyerap neutron dan berubah menjadi karbon-14.

- **Waktu Paruh:** Karbon-14 memiliki waktu paruh sekitar 5.730 tahun. Ini berarti bahwa setiap 5.730 tahun, setengah dari jumlah karbon-14 awal dalam suatu sampel akan mengalami peluruhan menjadi nitrogen-14. Waktu paruh ini konstan dan tidak dipengaruhi oleh kondisi fisik atau kimia.


**Penanggalan Radiokarbon:**

- Penanggalan radiokarbon adalah metode penanggalan yang digunakan untuk menentukan usia material organik seperti tulang, kayu, kain, dan fosil hewan yang pernah hidup. Metode ini sangat berguna dalam penelitian arkeologi, antropologi, dan geologi untuk menentukan usia benda-benda kuno.

- Proses penanggalan radiokarbon melibatkan pengukuran konsentrasi karbon-14 yang masih ada dalam sampel organik. Konsentrasi karbon-14 dalam sampel dibandingkan dengan konsentrasi karbon-14 dalam sampel referensi yang diketahui usianya.

- Dengan memantau tingkat peluruhan karbon-14 dan mengukur rasio antara karbon-14 dan karbon-12 dalam sampel, ilmuwan dapat menentukan usia sampel tersebut. Semakin sedikit karbon-14 yang tersisa dalam sampel, semakin tua usia sampel tersebut.


**Keterbatasan Penanggalan Radiokarbon:**

- Penanggalan radiokarbon memiliki keterbatasan dalam menentukan usia material. Metode ini hanya dapat digunakan untuk sampel yang mengandung unsur karbon organik, sehingga tidak efektif untuk penanggalan batuan atau mineral.

- Selain itu, penanggalan radiokarbon hanya efektif untuk mengukur usia sampai sekitar 50.000 tahun yang lalu. Setelah itu, tingkat peluruhan karbon-14 menjadi sangat rendah dan sulit diukur.

- Penanggalan radiokarbon juga rentan terhadap kesalahan dalam penentuan rasio karbon-14 dan karbon-12 yang tepat, serta kontaminasi dari sumber-sumber karbon yang tidak ada di awalnya dalam sampel.


Meskipun memiliki keterbatasan, penanggalan radiokarbon tetap menjadi alat penting dalam menentukan usia benda-benda kuno dan memahami sejarah geologis dan arkeologis Bumi. Penelitian dan pengembangan terus berlanjut dalam upaya untuk meningkatkan akurasi dan jangkauan metode ini.

Senyawa buffer: sifat, aplikasi dan definisi

 Senyawa buffer adalah salah satu konsep penting dalam kimia dan biokimia yang memiliki peran utama dalam menjaga pH (keasaman atau kebasaan) dalam sistem kimia dan biologi. Mereka berfungsi sebagai sistem pengatur pH yang sangat penting untuk menjaga lingkungan yang sesuai bagi berbagai reaksi kimia dan proses biologis yang berlangsung di dalam sel dan organisme. Dalam ulasan ini, kita akan menjelaskan secara mendalam tentang senyawa buffer, termasuk definisi, sifat, mekanisme kerja, aplikasi, dan contohnya dalam berbagai konteks.


Definisi Senyawa Buffer


Sebuah senyawa buffer, atau disebut juga larutan buffer, adalah larutan yang memiliki kemampuan untuk menjaga pH tetap stabil meskipun ada penambahan asam atau basa ke dalam larutan tersebut. Dengan kata lain, senyawa buffer bertindak sebagai sistem pengatur pH yang efektif, mencegah perubahan drastis dalam keasaman atau kebasaan larutan ketika zat-zat asam atau basa ditambahkan ke dalamnya.


Sifat-Sifat Senyawa Buffer


Senyawa buffer memiliki beberapa sifat kunci yang menjadikannya penting dalam berbagai konteks:


  • Kemampuan Menetralkan Asam dan Basa: Senyawa buffer dapat menetralkan atau mengimbangi efek penambahan asam atau basa. Ketika asam ditambahkan, senyawa buffer akan menyerap proton (H+) yang ada dalam asam. Sebaliknya, ketika basa ditambahkan, senyawa buffer akan melepaskan proton untuk mengimbangi efek basa.


  • Kapasitas Buffer: Kapasitas buffer mengacu pada jumlah senyawa buffer yang diperlukan untuk mengimbangi penambahan asam atau basa tertentu sebelum perubahan signifikan dalam pH terjadi. Semakin besar kapasitas buffer, semakin efektif larutan dalam menjaga pH tetap stabil.


  • Rentang Keefektifan: Setiap senyawa buffer memiliki rentang keefektifan pH tertentu di mana mereka paling efektif. Di luar rentang ini, kemampuan buffer akan berkurang.


  • Mekanisme Kerja: Senyawa buffer bekerja dengan dua cara utama: a) Menyerap ion hidrogen (H+) dari asam yang ditambahkan dan b) Melepaskan ion hidrogen (H+) kepada basa yang ditambahkan. Ini menjaga pH larutan tetap dalam kisaran yang diinginkan.


Mekanisme Kerja Senyawa Buffer


Mekanisme kerja senyawa buffer bergantung pada jenis senyawa yang digunakan dalam buffer. Ada dua jenis buffer utama: buffer asam dan buffer basa.


  • Buffer Asam: Buffer asam mengandung asam lemah dan basa konjugatnya. Contohnya adalah larutan asam asetat (CH3COOH) dan ion asetat (CH3COO-). Ketika asam kuat (misalnya, HCl) ditambahkan ke dalam larutan ini, ion hidrogen (H+) dari asam lemah akan menetralkan ion hidrogen (H+) dari asam kuat. Ini mengurangi konsentrasi ion hidrogen bebas dalam larutan dan menjaga pH tetap.


Contoh reaksi:


CH3COOH + HCl → CH3COOH2+ + Cl-


CH3COO- + H+ → CH3COOH


  • Buffer Basa: Buffer basa mengandung basa lemah dan asam konjugatnya. Contohnya adalah larutan amonium (NH4+) dan amonia (NH3). Ketika basa kuat (misalnya, NaOH) ditambahkan ke dalam larutan ini, ion hidrogen (H+) dari asam konjugat akan menetralkan ion hidrogen (OH-) dari basa kuat. Ini mengurangi konsentrasi ion hidrogen bebas dalam larutan dan menjaga pH tetap.


Contoh reaksi:


NH4+ + OH- → NH3 + H2O


Dengan mekanisme ini, senyawa buffer menjaga pH larutan dalam rentang yang diinginkan.


Aplikasi Senyawa Buffer


Senyawa buffer memiliki berbagai aplikasi penting dalam berbagai bidang, termasuk:


  • Biologi dan Biokimia: Senyawa buffer sangat penting dalam laboratorium biokimia untuk menjaga pH tetap dalam berbagai eksperimen dan analisis, seperti elektroforesis gel, kultur sel, dan pemurnian protein.


  • Industri Farmasi: Dalam produksi obat-obatan, penting untuk menjaga pH yang tepat selama sintesis dan pemurnian.


  • Industri Makanan dan Minuman: Senyawa buffer digunakan dalam produksi makanan dan minuman untuk mengatur pH dan menjaga kualitas produk.


  • Industri Kimia: Dalam berbagai proses kimia, seperti produksi pupuk dan bahan kimia lainnya, senyawa buffer digunakan untuk mengendalikan pH dan mengurangi risiko reaksi berlebih.


  • Penyimpanan Darah: Untuk penyimpanan darah dan produk-produk darah, senyawa buffer digunakan untuk menjaga pH dalam batas yang aman.


  • Proses Fermentasi: Dalam industri pengolahan makanan dan minuman, senyawa buffer digunakan dalam proses fermentasi untuk memastikan kondisi yang optimal bagi mikroorganisme yang terlibat.


Contoh Senyawa Buffer


Beberapa contoh senyawa buffer yang umum digunakan meliputi:


  • Buffer Fosfat: Larutan buffer fosfat mengandung asam fosfat dan garam fosfat, seperti KH2PO4/K2HPO4. Buffer ini sering digunakan dalam biokimia dan biologi molekuler.


  • Buffer Asam Asetat: Larutan asam asetat (CH3COOH) dan ion asetat (CH3COO-) digunakan sebagai buffer dalam berbagai aplikasi, termasuk dalam produksi makanan dan minuman.


  • Buffer Bikarbonat: Buffer bikarbonat, yang terdiri dari ion bikarbonat (HCO3-) dan asam karbonat (H2CO3), adalah salah satu buffer dalam darah manusia yang penting untuk menjaga pH darah dalam kisaran yang sempit.


  • Buffer Amonium: Larutan amonium (NH4+) dan amonia (NH3) digunakan dalam berbagai aplikasi kimia dan biokimia.


Kesimpulan


Senyawa buffer adalah larutan yang berperan penting dalam menjaga pH tetap stabil dalam berbagai sistem kimia dan biologis. Mereka bekerja dengan menetralkan asam atau basa yang ditambahkan ke dalam larutan dan menjaga kondisi yang sesuai bagi berbagai reaksi kimia dan proses biologis. Aplikasi senyawa buffer sangat luas, dari laboratorium biokimia hingga industri makanan, minuman, farmasi, dan banyak lagi. Pemahaman tentang konsep dan penggunaan senyawa buffer adalah bagian penting dalam kimia dan biokimia modern. Senyawa buffer memainkan peran kunci dalam menjaga stabilitas pH dalam berbagai konteks, yang menguntungkan banyak bidang ilmu pengetahuan dan industri.

Hukum kekekalan massa Lavoisier

 Perhatikan reaksi pembakaran kertas. Sepintas lalu dapat kita lihat bahwa massa abu hasil pembakaran lebih kecil daripada massa kertas yang dibakar.

Apakah pembakaran kertas disertai pengurangan massa?

Antoine Laurent Lavoisier telah menyelidiki massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi. Lavoisier menimbang zat sebelum bereaksi, kemudian menimbang hasil reaksinya. Ternyata massa zat sebelum dan sesudah reaksi selalu sama. Lavoisier menyimpulkan hasil penemuannya dalam suatu hukum yang disebut hukum kekekalan massa: “Dalam sistem tertutup, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama“.

Perubahan materi yang kita amati dalam kehidupan sehari-hari umumnya berlangsung dalam wadah terbuka. Jika hasil reaksi ada yang berupa gas (seperti pada pembakaran kertas), maka massa zat yang tertinggal menjadi lebih kecil daripada massa semula. Sebaliknya, jika reaksi mengikat sesuatu dari lingkungannya (misalnya oksigen), maka hasil reaksi akan lebih besar daripada massa semula. 

Misalnya, reaksi perkaratan besi (besi mengikat oksigen dari udara) sebagai berikut.

Besi yang mempunyai massa tertentu akan bereaksi dengan jumlah oksigen di udara membentuk senyawa baru besi oksida (Fe2O3(s)) yang massanya sama dengan massa besi dan oksigen mula-mula.

Fe(s) + O2(g) ⎯⎯→ Fe2O3(s)

Asam klorida: sifat, penggunaan, produksi dan potensi

 Asam klorida (HCl) adalah salah satu senyawa kimia yang paling penting dan banyak digunakan dalam dunia kimia dan industri. Senyawa ini memiliki sejarah panjang dalam berbagai aplikasi, dari industri kimia hingga laboratorium, serta penggunaan dalam pengolahan makanan dan dalam tubuh manusia. Dalam ulasan ini, kita akan menjelaskan asam klorida secara mendalam, termasuk sifat fisik dan kimianya, penggunaan umum, metode produksi, potensi dampak kesehatan dan lingkungan, serta tindakan yang diambil untuk mengendalikan paparannya.


Sifat Fisik dan Kimia Asam Klorida


Asam klorida adalah senyawa kimia yang sangat penting, dengan sifat fisik dan kimia yang unik. Berikut adalah beberapa sifat utamanya:


  • Bentuk Fisik: Asam klorida pada suhu kamar adalah gas berwarna kuning-kehijauan dengan bau yang tajam dan tajam. Namun, dalam bentuk larutan dengan air, ia membentuk asam klorida encer, yang merupakan cairan bening.


  • Reaktivitas: Asam klorida adalah asam kuat dan sangat reaktif. Ini berarti bahwa ia mampu melepaskan ion hidrogen (H+) dalam larutan dengan cepat, sehingga memiliki sifat asam yang kuat. Asam klorida juga reaktif terhadap berbagai jenis bahan kimia, terutama logam aktif.


  • Larut dalam Air: Asam klorida sangat larut dalam air, sehingga membentuk larutan asam klorida. Larutan ini memiliki sifat asam yang kuat dan digunakan dalam berbagai aplikasi kimia dan industri.


  • Pembentukan Uap Berbahaya: Asam klorida dalam bentuk gas dapat membentuk uap berbahaya yang sangat korosif jika terpapar ke udara. Ini membuat perlindungan yang tepat diperlukan saat bekerja dengan gas asam klorida.


Produksi Asam Klorida


Asam klorida diproduksi secara besar-besaran melalui berbagai metode, tetapi metode utama yang digunakan adalah proses kontak. Berikut adalah penjelasan singkat tentang metode produksi utama:


  • Proses Kontak: Ini adalah metode yang paling umum digunakan untuk produksi asam klorida. Proses ini melibatkan pembakaran gas hidrogen (H2) dan gas klorin (Cl2) dalam suatu reaktor yang berisi katalis padat, seperti platina yang disupport oleh karbon. Reaksi ini menghasilkan asam klorida dalam bentuk uap yang kemudian dikondensasikan menjadi asam klorida encer.


  • Metode Lain: Selain proses kontak, asam klorida juga dapat diproduksi melalui metode elektrolisis garam klorida (NaCl) dan melalui beberapa reaksi kimia lainnya. Namun, metode ini kurang umum dibandingkan dengan proses kontak.


Penggunaan Umum Asam Klorida


Asam klorida memiliki berbagai aplikasi penting dalam berbagai industri dan bidang. Beberapa penggunaan umumnya meliputi:


  • Industri Kimia: Asam klorida digunakan dalam produksi berbagai senyawa kimia, seperti bahan kimia anorganik, garam-garam logam, dan berbagai produk kimia industri lainnya.


  1. Pengolahan Makanan: Dalam industri pengolahan makanan, asam klorida digunakan sebagai agen pengawet, pengatur keasaman, dan untuk membersihkan dan menghilangkan bakteri dari permukaan peralatan.
  2. Pembersihan: Asam klorida encer digunakan dalam pembersihan dan penghilangan karat dari permukaan logam. Ini juga digunakan dalam produk pembersih rumah tangga tertentu.
  3. Industri Galvanisasi: Asam klorida digunakan dalam proses galvanisasi untuk membersihkan permukaan logam sebelum pelapisan dengan lapisan logam seperti seng atau krom.
  4. Industri Tekstil: Dalam industri tekstil, asam klorida digunakan untuk mengatur keasaman dalam beberapa tahap pemrosesan tekstil, termasuk pencelupan dan pewarnaan.
  5. Industri Farmasi: Asam klorida digunakan dalam sintesis obat-obatan dan produk farmasi lainnya.
  6. Pertambangan: Dalam pertambangan, asam klorida digunakan dalam proses pemisahan mineral dari bijih logam.


Potensi Dampak Kesehatan dan Lingkungan


Paparan asam klorida dapat memiliki dampak kesehatan dan lingkungan yang signifikan jika tidak diolah dengan benar. Beberapa dampak kesehatan yang dapat terjadi meliputi:


  • Iritasi: Paparan asam klorida ke kulit, mata, dan saluran pernapasan dapat menyebabkan iritasi, seperti ruam kulit, mata merah, dan gangguan pernapasan.


  • Korosi: Asam klorida adalah zat yang sangat korosif dan dapat menyebabkan kerusakan permanen pada kulit dan mata jika terjadi kontak langsung.


  • Dampak pernapasan: Pernapasan uap asam klorida dapat menyebabkan iritasi paru-paru, batuk, dan kesulitan bernapas.


  • Pencemaran Lingkungan: Pembuangan asam klorida yang tidak diolah dengan benar dapat mencemari air dan tanah, yang dapat berdampak negatif pada ekosistem.


Tindakan Pengendalian Asam Klorida


Untuk mengendalikan paparan asam klorida dan mengurangi risiko kesehatan dan lingkungan, berbagai tindakan pengendalian telah diambil, termasuk:


  • Penggunaan yang Aman: Saat bekerja dengan asam klorida, perlu mengenakan peralatan pelindung pribadi yang sesuai, seperti sarung tangan, kacamata pelindung, dan lab coat.


  • Penyimpanan yang Aman: Asam klorida harus disimpan dalam wadah yang sesuai dan ditempatkan jauh dari bahan-bahan yang dapat menyebabkan reaksi berbahaya.


  • Pengolahan Limbah: Limbah asam klorida harus dikelola dan dibuang dengan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku.


  • Ventilasi yang Baik: Sistem ventilasi yang baik harus dipasang di tempat-tempat di mana asam klorida digunakan untuk menghindari akumulasi uap berbahaya.


  • Pelatihan: Pekerja yang bekerja dengan asam klorida harus menerima pelatihan yang sesuai tentang penggunaan yang aman dan penanganan darurat.


Kesimpulan


Asam klorida adalah senyawa kimia yang sangat penting dalam berbagai aplikasi industri, pengolahan makanan, dan bidang ilmu pengetahuan. Sifat reaktifnya dan dampaknya yang berbahaya jika tidak diolah dengan benar menunjukkan perlunya pengendalian yang hati-hati dalam penggunaannya. Memahami sifat, penggunaan, dan tindakan pengendalian asam klorida adalah kunci untuk menjaga keselamatan manusia dan lingkungan. Sebagai salah satu zat kimia yang paling penting dalam dunia kimia, asam klorida terus menjadi bahan pokok dalam berbagai aspek kehidupan kita.

Peroksida:sifat, struktur, jenis, aplikasi dan bahaya

Peroksida adalah kelompok senyawa kimia yang mengandung gugus peroksida (-O-O-). Gugus ini terdiri dari dua atom oksigen yang terikat satu sama lain dengan ikatan rangkap, yang membuatnya sangat reaktif. Senyawa peroksida dapat ditemukan dalam berbagai bentuk dan memiliki berbagai aplikasi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan industri. Dalam ulasan ini, kita akan menjelaskan sifat, struktur, berbagai jenis peroksida, serta aplikasi dan potensi bahayanya dalam jumlah yang lebih dari 1000 kata.


Sifat Dasar Peroksida


Sifat dasar peroksida dapat dijelaskan dengan merujuk pada struktur gugus peroksida (-O-O-). Ikatan rangkap antara dua atom oksigen membuatnya mudah untuk melepaskan oksigen aktif dalam berbagai reaksi kimia. Ini menjadikan peroksida senyawa yang sangat reaktif dan sering kali sangat berbahaya jika tidak diolah dengan benar.


Sebagian besar peroksida adalah senyawa padat atau cair pada suhu kamar, tetapi beberapa juga dapat berbentuk gas. Misalnya, hidrogen peroksida (H2O2) adalah senyawa cair yang umum digunakan dalam berbagai aplikasi.


Struktur Gugus Peroksida (-O-O-)


Gugus peroksida (-O-O-) adalah struktur yang membedakan peroksida dari senyawa lain. Ini adalah ikatan rangkap antara dua atom oksigen, dan energi ikatan ini sangat tinggi. Gugus peroksida dapat dilepaskan dalam berbagai reaksi kimia, termasuk dekomposisi spontan, yang membuatnya menjadi sumber oksigen yang kuat.


Jenis-jenis Peroksida


Ada berbagai jenis peroksida dengan berbagai aplikasi dan sifat khusus. Beberapa peroksida yang paling umum meliputi:


Hidrogen Peroksida (H2O2): Ini adalah peroksida yang paling dikenal dan digunakan secara luas. Hidrogen peroksida adalah senyawa cair yang kuat sebagai agen pemutih dan disinfektan. Ini juga digunakan dalam industri kimia, pengolahan limbah, dan bidang kesehatan.


Peroksida Organik: Ini adalah senyawa peroksida yang mengandung rantai hidrokarbon dan gugus peroksida. Contohnya termasuk peroksida asetat dan peroksida etil. Mereka sering digunakan sebagai inisiator polimerisasi dalam produksi plastik dan resin.


Peroksida Anorganik: Ini adalah peroksida yang mengandung logam dalam strukturnya. Salah satu contohnya adalah natrium peroksida (Na2O2), yang digunakan sebagai agen pemutih dan bahan kimia pemadam kebakaran.


Peroksida Organik Terhidrofobik: Ini adalah peroksida organik yang memiliki sifat hidrofobik, yang membuatnya larut dalam pelarut organik seperti eter. Mereka sering digunakan dalam reaksi kimia organik dan sintesis.


Peroksida Katalis: Beberapa peroksida digunakan sebagai katalis dalam reaksi kimia. Contohnya termasuk peroksida t-butyl dan peroksida benzil.


Aplikasi Peroksida


Peroksida memiliki berbagai aplikasi penting dalam berbagai industri dan bidang ilmu pengetahuan. Beberapa aplikasi utama meliputi:


Bleaching (Pemutihan): Hidrogen peroksida digunakan secara luas sebagai bahan pemutih dalam industri tekstil, kertas, dan produk-produk pemutihan lainnya.


Disinfeksi: Hidrogen peroksida juga digunakan sebagai agen disinfektan untuk membersihkan permukaan, alat-alat medis, dan bahkan air minum.


Industri Kimia: Peroksida organik dan anorganik digunakan sebagai inisiator polimerisasi dalam produksi plastik, resin, dan bahan kimia lainnya.


Industri Minyak dan Gas: Peroksida digunakan dalam industri minyak dan gas untuk membersihkan sumur minyak dan mengatasi masalah korosi.


Industri Farmasi: Peroksida digunakan dalam sintesis obat-obatan dan produk farmasi lainnya.


Astronomi: Dalam astronomi, senyawa peroksida seperti hidrogen peroksida ditemukan dalam berbagai kondisi di luar angkasa dan memiliki dampak pada kimia antarplanet.


Energi: Peroksida juga digunakan dalam berbagai aplikasi energi, termasuk propelan roket dan bahan bakar untuk kendaraan antariksa.


Potensi Bahaya dan Keamanan


Meskipun peroksida memiliki banyak aplikasi yang bermanfaat, mereka juga memiliki potensi bahaya jika tidak diolah dengan benar. Beberapa bahaya meliputi:


Reaktivitas: Gugus peroksida yang sangat reaktif dapat menyebabkan kebakaran atau ledakan jika terpapar panas atau kejutan mekanis.


Iritasi Kulit dan Mata: Paparan langsung terhadap peroksida, terutama hidrogen peroksida, dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata.


Toksisitas: Beberapa peroksida organik dapat beracun jika tertelan atau terhirup dalam jumlah besar.


Kemungkinan Akumulasi: Beberapa peroksida dapat mengalami akumulasi dalam limbah dan lingkungan, yang dapat berdampak negatif pada ekosistem.


Pengelolaan Peroksida


Untuk mengelola peroksida dengan aman, langkah-langkah berikut perlu diterapkan:


Penyimpanan yang Aman: Peroksida harus disimpan dalam wadah yang sesuai, jauh dari panas, api, dan bahan-bahan yang dapat memicu reaksi berbahaya.


Penggunaan Peralatan Pelindung: Ketika bekerja dengan peroksida, pekerja harus menggunakan peralatan pelindung pribadi seperti sarung tangan, kacamata pelindung, dan lab coat.


Penghapusan yang Aman: Penghapusan peroksida yang tidak lagi dibutuhkan harus dilakukan sesuai dengan peraturan dan pedoman yang berlaku.


Pelatihan: Pekerja yang bekerja dengan peroksida harus menerima pelatihan yang sesuai tentang penggunaan yang aman dan penanganan darurat.


Pengawasan dan Regulasi: Banyak negara memiliki regulasi yang mengatur penggunaan dan pengelolaan peroksida dalam berbagai aplikasi.


Kesimpulan


Peroksida adalah kelompok senyawa kimia yang memiliki berbagai jenis dan aplikasi yang berbeda. Sifat reaktif mereka membuatnya sangat bermanfaat dalam banyak industri, tetapi juga memerlukan pengelolaan yang hati-hati untuk mencegah potensi bahaya. Memahami sifat, struktur, jenis-jenis, aplikasi, dan pengelolaan peroksida adalah penting untuk memastikan penggunaan yang aman dan efisien dalam berbagai konteks. Sebagai hasilnya, peroksida tetap menjadi salah satu komponen penting dalam dunia kimia dan ilmu pengetahuan secara umum.

Aplikasi penggunaan formaldehida dan dampaknya bagi lingkungan

Formaldehida adalah senyawa kimia yang memiliki rumus kimia CH2O, yang merupakan salah satu dari sekelompok senyawa yang dikenal sebagai aldehida. Senyawa ini juga sering disebut formalin atau metanal. Formaldehida adalah senyawa yang sangat penting dalam kimia dan digunakan dalam berbagai aplikasi industri dan laboratorium. Dalam konteks yang lebih luas, formaldehida juga memiliki dampak signifikan pada lingkungan dan kesehatan manusia. Dalam ulasan ini, kita akan menjelaskan formaldehida secara mendalam, termasuk sifat fisik dan kimianya, penggunaan umum, potensi dampak kesehatan dan lingkungan, serta tindakan yang diambil untuk mengendalikan paparan formaldehida.


**Sifat Fisik dan Kimia Formaldehida**


Formaldehida adalah senyawa organik yang sederhana, terdiri dari satu atom karbon yang terikat dengan satu atom hidrogen dan satu gugus fungsi aldehida (-CHO). Secara fisik, formaldehida adalah gas pada suhu kamar, dengan bau yang sangat tajam dan tidak sedap. Ini adalah senyawa yang sangat mudah menguap dan larut dalam air, alkohol, dan pelarut organik lainnya.


Salah satu sifat kimia utama formaldehida adalah kemampuannya untuk mengalami reaksi polimerisasi, yang berarti ia dapat membentuk rantai panjang dengan dirinya sendiri atau dengan senyawa organik lainnya. Ini membuatnya menjadi bahan dasar untuk berbagai produk kimia dan material, termasuk plastik, resin, dan bahan kimia lainnya.


**Penggunaan Umum Formaldehida**


Formaldehida memiliki berbagai penggunaan yang penting dalam berbagai industri dan aplikasi. Beberapa penggunaan umum formaldehida meliputi:


1. **Industri Kayu dan Pembuatan Papan**: Formaldehida digunakan dalam produksi papan partikel, MDF (Medium-Density Fiberboard), dan papan laminasi. Ini digunakan sebagai perekat untuk mengikat serat kayu bersama-sama dan membentuk papan-papan ini.


2. **Industri Plastik**: Formaldehida digunakan dalam produksi plastik, termasuk plastik fenolik yang tahan panas dan tahan api.


3. **Industri Tekstil**: Dalam industri tekstil, formaldehida digunakan sebagai perekat dalam penyemprotan kain dan dalam produksi resin untuk menyelesaikan kain.


4. **Konservasi Biologi**: Formaldehida juga digunakan dalam konservasi biologi untuk mempertahankan spesimen biologis, seperti hewan atau jaringan organik, dalam keadaan yang tidak rusak.


5. **Produk Perawatan Pribadi**: Dalam beberapa produk perawatan pribadi seperti sampo, sabun, dan produk perawatan kulit, formaldehida dapat digunakan sebagai pengawet.


6. **Laboratorium Kimia**: Formaldehida adalah bahan kimia laboratorium yang umum digunakan dalam fiksasi jaringan dan preparasi sampel.


7. **Produksi Bahan Kimia Lain**: Formaldehida juga digunakan sebagai bahan baku dalam produksi berbagai senyawa kimia lainnya, termasuk resin aminoplastik, senyawa-senyawa farmasi, dan berbagai produk kimia industri.


**Potensi Dampak Kesehatan dan Lingkungan**


Paparan formaldehida dapat memiliki dampak kesehatan dan lingkungan yang signifikan. Beberapa dampak kesehatan formaldehida pada manusia meliputi:


1. **Irritasi**: Formaldehida dapat menyebabkan iritasi mata, hidung, tenggorokan, dan saluran pernapasan. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pernapasan kronis.


2. **Alergi**: Beberapa individu dapat mengembangkan alergi terhadap formaldehida, yang dapat menyebabkan reaksi kulit dan pernapasan.


3. **Kanker**: Formaldehida telah diklasifikasikan sebagai zat karsinogenik oleh International Agency for Research on Cancer (IARC). Ini berarti bahwa paparan jangka panjang dapat meningkatkan risiko kanker nasofaring dan leukemia mieloid akut.


4. **Dampak Lingkungan**: Formaldehida yang terbuang ke lingkungan dapat berkontribusi pada polusi udara dan air. Ini dapat memengaruhi ekosistem air dan tanah.


Penggunaan formaldehida yang berlebihan atau tidak terkendali dapat berpotensi merusak kesehatan manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, tindakan pengendalian dan regulasi ketat diperlukan untuk mengurangi paparan formaldehida.


**Tindakan Pengendalian Formaldehida**


Untuk mengendalikan paparan formaldehida, berbagai tindakan telah diambil di berbagai sektor, termasuk:


1. **Penggunaan Alternatif**: Upaya telah dilakukan untuk menggantikan formaldehida dengan alternatif yang lebih aman dalam beberapa aplikasi, seperti penggantian perekat formaldehida dengan perekat berbasis air di industri mebel.


2. **Ventilasi**: Sistem ventilasi yang baik sangat penting dalam mengurangi paparan formaldehida di lingkungan dalam, seperti rumah dan kantor.


3. **Regulasi**: Berbagai negara telah mengatur penggunaan formaldehida dan batas paparannya dalam berbagai produk dan industri. Ini termasuk regulasi tentang formaldehida dalam produk kayu dan produk perawatan pribadi.


4. **Teknologi Pengurangan Emisi**: Di industri-industri tertentu, teknologi pengurangan emisi formaldehida telah dikembangkan untuk mengurangi pelepasan formaldehida ke lingkungan.


Dengan tindakan yang tepat, paparan formaldehida dapat dikurangi dan potensi dampak negatifnya dapat diminimalkan.


**Kesimpulan**


Formaldehida adalah senyawa kimia yang memiliki banyak aplikasi penting dalam industri dan laboratorium. Namun, formaldehida juga memiliki potensi dampak kesehatan dan lingkungan yang serius jika tidak dikendalikan dengan baik. Oleh karena itu, penting untuk memahami sifat fisik dan kimia formaldehida, penggunaan umumnya, serta upaya untuk mengendalikan paparannya agar dapat mengurangi risiko yang terkait dengannya. Dengan pemahaman yang baik tentang formaldehida dan tindakan pengendalian yang sesuai, kita dapat menjaga kesehatan manusia dan lingkungan yang lebih baik.

Hipotesis avogrado

 Mengapa perbandingan volume gas-gas dalam suatu reaksi merupakan bilangan sederhana? Banyak ahli termasuk Dalton dan Gay Lussac gagal menjelaskan hukum perbandingan volume yang ditemukan oleh Gay Lussac. Ketidakmampuan Dalton karena ia menganggap partikel unsur selalu berupa atom tunggal (monoatomik).

 Pada tahun 1811,Amedeo Avogadro menjelaskan percobaan Gay Lussac. Menurut Avogadro, partikel unsur tidak selalu berupa atom tunggal (monoatomik), tetapi berupa 2 atom (diatomik) atau lebih (poliatomik). Avogadro menyebutkan partikel tersebut sebagai molekul.

Gay Lussac:

2 volume gas hidrogen + 1 volume gas oksigen ⎯⎯→ 2 volume uap air

Avogadro:

2 molekul gas hidrogen + 1 molekul gas oksigen ⎯⎯→ 2 molekul uap air

Dari sini Avogadro mengajukan hipotesisnya yang dikenal hipotesis Avogadro yang berbunyi:

“Pada suhu dan tekanan yang sama, semua gas dengan volume yang sama akan mengandung jumlah molekul yang sama pula.”

Jadi, perbandingan volume gas-gas itu juga merupakan perbandingan jumlah molekul yang terlibat dalam reaksi. Dengan kata lain perbandingan volume gas-gas yang bereaksi sama dengan koefisien reaksinya (Martin S. Silberberg,2000). 

Marilah kita lihat bagaimana hipotesis Avogadro dapat menjelaskan hukum perbandingan volume dan sekaligus dapat menentukan rumus molekul berbagai unsur dan senyawa



Senyawa hidrokarbon

 1. Sejak Friederich Wohler berhasil menyintesis urea dengan menggunakan zat kimia, maka pendapat yang menyatakan bahwa senyawa organik adalah senyawa yang berasal dari makhluk hidup menjadi gugur.

2. Senyawa karbon adalah senyawa yang mengandung unsur karbon, yang jumlahnya di alam sangat banyak.

3. Senyawa hidrokarbon adalah senyawa yang terdiri atas hidrogen dan karbon.

Banyaknya senyawa hidrokarbon disebabkan karena keistimewaan yang dimiliki oleh atom karbon, yaitu dapat membentuk empat ikatan dengan atom karbon lain atau dengan atom unsur lain.

4. Pada senyawa hidrokarbon, berdasarkan jumlah atom karbon yang diikat, atom karbon dibedakan atas karbon primer, sekunder, tersier, dan kuartener.

5. Ikatan yang terjadi pada senyawa hidrokarbon adalah ikatan kovalen, baik kovalen tunggal maupun rangkap dua serta rangkap tiga.

6. Secara umum dikenal tiga jenis golongan senyawa hidrokarbon, yaitu alkana, alkena, dan alkuna.

7. Pada senyawa hidrokarbon, dikenal istilah isomer, yaitu senyawa yang mempunyai rumus kimia sama tetapi rumus strukturnya berbeda.

8. Sumber utama senyawa hidrokarbon adalah dari minyak bumi, batu bara, dan gas alam.

9. Senyawa hidrokarbon diperoleh dari penyulingan minyak bumi melalui distilasi fraksinasi dan hasilnya berupa fraksi-fraksi senyawa hidrokarbon, antara lain gas LPG, bensin, petroleum eter, lilin, dan aspal.

10.Senyawa hidrokarbon pada umumnya dipergunakan sebagai bahan bakar mesin, pemanasan ruangan, dan bahan baku industri kimia dan petrokimia.

11. Semua senyawa karbon merupakan turunan dari senyawa hidrokarbon dan mempunyai kegunaan yang bermacam-macam yang hampir mencakup semua kebutuhan hidup sehari-hari

Penerapan konsep redoks dalam pengolahan limbah

 Salah satu penerapan konsep reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bidang pengolahan limbah. Prinsip dasar yang dipergunakan adalah teroksidasinya bahan-bahan organik maupun anorganik, sehingga lebih mudah diolah lebih lanjut.

Limbah merupakan salah satu pencemar lingkungan yang perlu dipikirkan cara-cara mengatasinya. Untuk menjaga dan mencegah lingkungan tercemar akibat akumulasi limbah yang semakin banyak, berbagai upaya telah banyak dilakukan untuk memperoleh teknik yang tepat dan efisien sesuai kondisi lokal.

Berbagai tipe penanganan limbah cair dengan melibatkan mikroorganisme telah dikerjakan di Indonesia, yaitu sedimentasi, kolam oksidasi, trickling filter, lumpur aktif (activated sludge), dan septic tank. Pada uraian ini akan kita pelajari salah satu teknik saja, yaitu teknik lumpur aktif (activated sludge).

Proses lumpur aktif (activated sludge) merupakan sistem yang banyak dipakai untuk penanganan limbah cair secara aerobik. Lumpur aktif merupakan metode yang paling efektif untuk menyingkirkan bahan-bahan ter-suspensi maupun terlarut dari air limbah.

 Lumpur aktif mengandung mikroorganisme aerobik yang dapat mencerna limbah mentah. Setelah limbah cair didiamkan di dalam tangki sedimentasi, limbah dialirkan ke tangki aerasi. Di dalam tangki serasi, bakteri heterotrofik berkembang dengan pesatnya. Bakteri tersebut diaktifkan dengan adanya aliran udara (oksigen) untuk melakukan oksidasi bahan-bahan organik. 

Bakteri yang aktif dalam tangki aerasi adalah Escherichia coli, Enterobacter, Sphaerotilus natans, Beggatoa, Achromobacter, Flavobacterium, dan Pseudomonas. Bakter-bakteri tersebut membentuk gumpalan-gumpalan atau flocs. Gumpalan tersebut melayang yang kemudian mengapung di permukaaan limbah.

Larutan elektrolit dan konsep redoks

 

163

1. Larutan merupakan campuran yang homogen antara zat terlarut dan pelarut.

2. Larutan yang dapat menghantarkan listrik disebut sebagai larutan elektrolit. Dalam larutan elektrolit terjadi peruraian ion-ion yang dapat bergerak bebas, sehingga mampu menghantarkan arus listrik.

3. Larutan elektrolit dibagi menjadi dua, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah.

Keduanya berbeda dalam hal banyak sedikitnya menghasilkan ion.

4. Senyawa ion dalam larutannya dapat bersifat elektrolit lemah maupun kuat, sedangkan senyawa kovalen dalam larutan dapat bersifat nonelektrolit, elektrolit lemah, atau elektrolit kuat.

5. Konsep reaksi oksidasi-reduksi mengalami perkembangan mulai dari berdasar penerimaan dan pelepasan oksigen, penerimaan dan pelepasan elektron, serta perubahan bilangan oksidasi.

6. Reaksi redoks merupakan peristiwa oksidasi dan reduksi yang berlangsung bersamaan.

7. Pada reaksi redoks, oksidator adalah zat yang menyebabkan terjadinya oksidasi dan

zat ini sendiri mengalami reduksi. Sedangkan reduktor adalah zat yang dapat

menyebabkan terjadinya reduksi dan zat ini sendiri mengalami oksidasi.

8. Reaksi redoks banyak berperan dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya

adalah untuk mengatasi limbah industri dengan menggunakan metode lumpur aktif

Contoh soal kimia koefisiensi reaksi stoikiometri

 Aluminium larut dalam larutan asam sulfat menghasilkan larutan aluminium sulfat dan gas hidrogen. Persamaan reaksinya:

2 Al(s) + 3 H2SO4(aq) ⎯⎯→ Al2(SO4)3(aq) + 3 H2(g)

Berapa mol gas hidrogen dan mol larutan aluminium sulfat yang dihasilkan jika digunakan 0,5 mol aluminium?

Jawab:

Dari persamaan reaksi:

2 Al(s) + 3 H2SO4(aq) ⎯⎯→ Al2(SO4)3(aq) + 3 H2(g)

0,5 mol.                                              ?                   ?

diketahui perbandingan koefisien Al : H2SO4 : Al2(SO4)3 : H2 adalah 2 : 3 : 1 : 3

Jumlah mol gas hidrogen =

koefisien H2 mol Al

koefisien Al

×

=

3

2

 × 0,5 mol = 0,75 mol

Jumlah mol larutan aluminium sulfat =

2 43

koefisien Al (SO )

mol Al

koefisien Al

×

=

1

2 × 0,5 mol = 0,25 mol

Jadi,

2 Al(s) + 3 H2

SO4

(aq) ⎯⎯→ Al2

(SO4)3

(aq) + 3 H2

(g)

0,5 mol 0,25 mol 0,75 mol

Contoh soal kimia

1. Suatu zat memiliki Mr sebesar 181,5. Jika rumus empirisnya adalah C2HCl (Ar C =12, H = 1, Cl = 35,5), tentukan rumus molekulnya!

2. Tentukan rumus empiris senyawa yang mengandung:

a. 26,53% K, 35,37% Cr, dan sisanya oksigen

b. 29,11% Na, 40,51% S, dan sisanya oksigen (Ar K = 39, Cr = 52, O = 16, Na = 23, dan S = 32)

3. Pada pembakaran sempurna 2,3 gram suatu senyawa yang mengandung C, H, dan O dihasilkan 4,4 gram CO2 dan 2,7 gram H2O. Persamaan reaksinya:

CxHyOz + O2 ⎯⎯→ CO2 + H2O

Tentukan rumus empiris senyawa tersebut! (Ar C = 12, H = 1, dan O = 16)

4. Pada pembakaran sempurna 13 gram suatu hidrokarbon CxHy dihasilkan 4,4 gram CO2. Massa 5 liter senyawa (T, P) adalah 6,5 gram. Pada (T, P) yang sama, massa dari 1 liter oksigen adalah 1,6 gram. Tentukan rumus molekul hidrokarbon tersebut!

(Ar C = 12, H = 1, dan O = 16)

5. Suatu hidrokarbon CxHy yang berbentuk gas terdiri dari 80% karbon dan sisanya hidrogen. Tentukan rumus empiris senyawa tersebut. Jika diketahui massa dari 1 liter senyawa itu (STP) adalah 1,34 gram, tentukan rumus molekul senyawa hidrokarbon tersebut!

6. Senyawa CxHyOz tersusun dari 40% karbon, 6,67% hidrogen, dan sisanya oksigen. Jika Mr senyawa tersebut adalah 90, tentukan rumus molekul senyawa tersebut!

Tata nama senyawa terner

 Tata Nama Senyawa Terner

Senyawa terner sederhana meliputi asam, basa, dan garam. Asam, basa, dan garam adalah tiga kelompok senyawa yang saling terkait satu dengan yang lain. Reaksi asam dan basa menghasilkan garam.

1. Tata Nama Asam

Rumus asam terdiri atas atom hidrogen (di depan, dapat dianggap sebagai ion H+) dan suatu anion yang disebut sisa asam. Akan tetapi, perlu diingat bahwa asam adalah senyawa kovalen, bukan senyawa ion. 

Nama anion sisa asam sama dengan asam yang bersangkutan tanpa kata asam.

Contoh:

H3PO4 ⎯⎯→ 3 H+ + PO43–

                             ↓             ↓

                     ion asam   anion sisa asam (fosfat)

Nama asam tersebut adalah asam fosfat.

Rumus molekul dan nama dari beberapa asam yang lazim ditemukan dalam laboratorium dan kehidupan sehari-hari adalah:

H2SO4: asam sulfat (dalam aki)

HNO3: asam nitrat

H3PO4: asam fosfat

CH3COOH : asam asetat (asam cuka)

(Martin S. Silberberg, 2000)

2. Tata Nama Basa

Basa adalah zat yang di dalam air dapat menghasilkan ion OH–. Larutan basa bersifat kaustik, artinya jika terkena kulit terasa licin seperti bersabun.

Pada umumnya basa adalah senyawa ion yang terdiri dari kation logam dan anion OH–.

 Nama senyawa basa sama dengan nama kationnya yang diikuti kata hidroksida.

Contoh:

NaOH⎯⎯→Na+ + OH–

                         ↓           ↓

                  natrium    hidroksida

Ca(OH)2 ⎯⎯→ Ca2+ + 2 OH–

                               ↓              ↓

                       kalsium      hidroksida

Al(OH)3 : aluminium hidroksida

Cu(OH)2 : tembaga(II) hidroksida

Ba(OH)2 : barium hidroksida

Tata nama senyawa kimia ion

 Tata Nama Senyawa Ion

Senyawa ion terdiri atas suatu kation dan suatu anion. Kation umumnya adalah suatu ion logam, sedangkan anion dapat berupa anion nonlogam atau suatu anion poliatom. Daftar kation dan anion penting diberikan dalam tabel 3.1 dan 3.2.

1. Rumus Senyawa

Unsur logam ditulis di depan.

Contohnya, rumus kimia natrium klorida ditulis NaCl bukan ClNa.

Rumus senyawa ion:

b Xa+ + a Yb– ⎯⎯→ XbYa

Untuk a dan b sama dengan angka 1 tidak perlu ditulis. Rumus senyawa ion ditentukan oleh perbandingan muatan kation dan anionnya. Jumlah muatan positif sama dengan jumlah muatan negatif.

Contoh:

• Na+ + Cl–⎯⎯→ NaCl natrium klorida

• 2 Na+ + SO42– ⎯⎯→ Na2SO4 natrium sulfat

• Fe2+ + 2 Cl–⎯⎯→ FeCl2 besi(II) klorida

• Al3+ + PO43– ⎯⎯→ AlPO4 aluminium fosfat

• Mg2+ + CO32– ⎯⎯→ MgCO3 magnesium karbonat

• 3 K+ + AsO43– ⎯⎯→ K3AsO4 kalium arsenat



 Nama senyawa ion adalah rangkaian nama kation (di depan) dan nama anion (di belakang), angka indeks tidak disebut.

Contoh:

• NaCl = natrium klorida

• CaCl2= kalsium klorida

• Na2SO4= natrium sulfat

• Al(NO3)3 = aluminium nitrat

Jika unsur logam mempunyai lebih dari satu jenis bilangan oksidasi, makasenyawa-senyawanya dibedakan dengan menuliskan bilangan oksidasinya, yang ditulis dalam tanda kurung dengan angka Romawi di belakang nama unsur logam tersebut. Contoh:

• Cu2O = tembaga(I) oksida

• CuO = tembaga(II) oksida

• FeCl2 = besi(II) klorida

• FeCl3 = besi(III) klorida

• Fe2S3 = besi(III) sulfida

• SnO = timah(II) oksida

• SnO2 = timah(IV) oksida

 

Tata nama senyawa kimia sederhana (biner)

 Tata Nama Senyawa Biner

Senyawa biner adalah senyawa yang hanya terdiri dari dua jenis unsur, misalnya air (H2O), amonia (NH3), dan metana (CH4).

1. Rumus Senyawa

Unsur yang terdapat lebih dahulu dalam urutan berikut ditulis di depan.

B – Si – C – S – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F

Rumus kimia amonia lazim ditulis sebagai NH3 bukan H3N dan rumus kimia air lazim ditulis sebagai H2O bukan OH2.

2. Nama Senyawa

Nama senyawa biner dari dua jenis nonlogam adalah rangkaian nama kedua jenis unsur dengan akhiran ida pada nama unsur yang kedua.

Contoh:

• HCl = hidrogen klorida

• H2S = hidrogen sulfida

Jika pasangan unsur yang bersenyawa membentuk lebih dari satu jenis senyawa, maka senyawa-senyawa itu dibedakan dengan menyebutkan angka indeks dalam bahasa Yunani sebagai berikut.

1 = mono 6 = heksa

2 = di 7 = hepta

3 = tri 8 = okta

4 = tetra 9 = nona

5 = penta 10 = deka

Indeks satu tidak perlu disebutkan, kecuali untuk karbon monoksida.

Contoh:

• CO = karbon monoksida (awalan mono untuk C tidak perlu)

• CO2 = karbon dioksida

• N2O = dinitrogen oksida

• NO = nitrogen oksida

• N2O3 = dinitrogen trioksida

• N2O4 = dinitrogen tetraoksida

• N2O5 = dinitrogen pentaoksida

• CS2 = karbon disulfida

• CCl4 = karbon tetraklorida

Ikatan antar atom

 1. Unsur-unsur stabil dalam sistem periodik terletak pada golongan gas mulia, di mana unsur-unsur pada golongan ini memiliki elektron valensi duplet (He) dan oktet (Ne,Ar, Kr, Xe, dan Rn).

2. Seluruh unsur yang ada dalam sistem periodik mempunyai keinginan untuk mencapai kestabilan, dengan jalan melepaskan elektron, menangkap elektron, maupun dengan jalan menggunakan bersama pasangan elektron.

3. Ikatan ion terjadi bila ada serah terima elektron antara atom yang melepaskan elektron(atom unsur logam) dengan atom yang menangkap elektron (atom unsur nonlogam).

4. Ikatan kovalen terjadi pada atom-atom yang masih memerlukan elektron (kekurangan elektron) untuk menjadi stabil. Untuk mencapai kestabilan, atom-atom ini menggunakan bersama pasangan elektronnya.

5. Apabila salah satu atom unsur menyumbangkan pasangan elektronnya untuk digunakan bersama dengan atom lain, di mana atom lain ini tidak memiliki elektron, maka ikatan yang terjadi disebut ikatan kovalen koordinasi.

6. Ikatan kovalen yang terjadi antara dua atom yang berbeda keelektronegatifannya disebut sebagai ikatan kovalen polar, sedang bila terjadi pada dua atom yang memiliki keelektronegatifan yang sama disebut ikatan kovalen nonpolar.

7. Dalam atom-atom unsur logam, ikatan yang terjadi antarelektron valensinya disebut sebagai ikatan logam.

Contoh soal kimia tanpa jawaban

1. Partikel penyusun inti atom adalah ... .

A. proton

B. neutron

C. neutron dan elektron

D. proton dan neutron

E. proton, elektron, dan neutron


2. Di antara pernyataan berikut ini, yang benar untuk neutron adalah ... .

A. jumlahnya selalu sama dengan jumlah proton

B. jumlahnya dapat berbeda sesuai dengan nomor massa isotopnya

C. jumlahnya sama dengan jumlah elektron

D. merupakan partikel atom bermuatan positif

E. merupakan partikel atom bermuatan negatif


3. Partikel dasar penyusun atom terdiri atas proton, neutron, dan elektron. Muatan Listrik partikel dasar tersebut berturut-turut adalah ... .

A. –1; +1; 0 D. –1; 0; +1

B. +1; –1; 0 E. 0; –1; +1

C. +1; 0; –1


4. Jumlah maksimum elektron pada kulit N adalah ... .

A. 18 D. 32

B. 20 E. 50

C. 30


5. Suatu isotop mempunyai 21 neutron dan nomor massa 40. Unsur tersebut mempunyai elektron valensi sebanyak ... .

A. 1 D. 6

B. 2 E. 9

C. 3


6. Diketahui nomor atom K dan Ar berturut-turut adalah 19 dan 18. Ion K+ dan atom Ar mempunyai kesamaan dalam hal ... .

A. konfigurasi elektron D. muatan inti

B. jumlah proton

E. jumlah partikel dasar

C. jumlah neutron


7. Suatu unsur mempunyai konfigurasi elektron K = 2, L = 8, M = 18, dan N = 7. Salah satu isotopnya mempunyai nomor massa 80.

Isotop tersebut mengandung ... .

A. 35 elektron dan 35 neutron

B. 35 proton dan 35 neutron

C. 35 proton dan 45 neutron

D. 35 elektron dan 80 neutron

E. 80 elektron dan 80 neutron

Stoikiometri atom senyawa dan molekul

 Stoikiometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata stoicheion yang berarti unsur dan metron yang berarti mengukur. Stoikiometri membahas tentang hubungan massa antar unsur dalam suatu senyawa (stoikiometri senyawa) dan antar zat dalam suatu reaksi (stoikiometri reaksi).

Pengukuran massa dalam reaksi kimia dimulai oleh Antoine Laurent Lavoisier (1743 – 1794) yang menemukan bahwa pada reaksi kimia tidak terjadi perubahan massa (hukum kekekalan massa). Selanjutnya Joseph Louis Proust(1754 – 1826) menemukan bahwa unsur-unsur membentuk senyawa dalam perbandingan tertentu (hukum perbandingan tetap).

Selanjutnya dalam rangka menyusun teori atomnya, John Dalton menemukan hukum dasar kimia yang ketiga, yang disebut hukum kelipatan perbandingan. Ketiga Hukum tersebut merupakan dasar dari teori kimia yang pertama, yaitu teori atom yang dikemukakan oleh John Dalton sekitar tahun 1803.

Menurut Dalton, setiap materi terdiri atas atom, unsur terdiri atas atom sejenis, sedangkan senyawa terdiri dari atom-atom yang berbeda dalam perbandingan tertentu. Namun demikian, Dalton belum dapat menentukan perbandingan atom-atom dalam senyawa (rumus kimia zat).

 Penetapan rumus kimia zat dapat dilakukan berkat penemuan Gay Lussac dan Avogadro. Setelah rumus kimia senyawa dapat ditentukan, maka perbandingan massa antar atom (Ar) maupun antarmolekul (Mr) dapat ditentukan. Pengetahuan tentang massa atom relatif dan rumus kimia senyawa merupakan dasar dari perhitungan kimia.

Teori domain elektron

 Teori Domain Elektron

Menurut Ralph H. Petrucci (1985), teori Domain Elektron merupakan penyempurnaan dari teori VSEPR. Teori ini adalah suatu cara meramalkan bentuk molekul berdasarkan tolak menolak elektron-elektron pada kulit luar atom pusat. Domain elektron berarti kedudukan elektron atau daerah keberadaan elektron. Jumlah domain elektron ditentukan sebagai berikut:

a. Setiap elektron ikatan (apakah ikatan tunggal, rangkap atau rangkap tiga) merupakan 1 domain.

b. Setiap pasangan elektron bebas merupakan 1 domain.

Contoh

Gambarkan struktur lewis masing-masing senyawa

• Setiap satu elektron ikatan (tunggal, rangkap dua maupun rangkap tiga

merupakan satu domain

• Setiap pasangan elektron bebas merupakan satu domain

Sehingga jumlah domainnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.6-1. Contoh Penentuan Domain Elektron

No

Senyawa

Struktur Lewis

Jumlah Domain Elektron

1

H2O

4

2

CO2

2

3

SO2

3

Penjelasan :

1. Pada struktur lewis H2O atom pusat O dikelilingi oleh 4 PEI sehingga jumlah

domain elektron = 4

2. Pada struktur lewis CO2 atom pusat C dikelilingi oleh 2 ikatan rangkap,

sehingga domain elektron = 2

3. Pada struktur lewis SO2 atom pusat S dikelilingi oleh dua ikatan rangkap,

ikatan tunggal dan 1 PEB, sehingga jumlah domain elektron = 3

Teori domain elektron mempunyai prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:

a. Antar domain elektron pada kulit luar atom pusat saling tolak-menolak

sehingga domain elektron akan mengatur diri (mengambil formasi)

sedemikian rupa, sehingga tolak-menolak di antaranya menjadi minimum.

b. Urutan kekuatan tolak-menolak di antara domain elektron adalah:

Tolakan antar domain elektron bebas > tolakan antara domain elektron bebas

dengan domain elektron ikatan > tolakan antara domain elektron ikatan.

c. Bentuk molekul hanya ditentukan oleh pasangan elektron ikatan.

2. Rumus/Tipe Molekul

Rumusan tipe molekul dapat ditulis dengan lambang AXnEm (jumlah pasangan

electron), pasangan elektron ikatan (PEI) dan pasangan elektron bebas (PEB)

dimana :

A : Atom pusat

X : Jumlah pasangan elek

Kelas 10 teori VSEPR

 Teori VSEPR adalah teori yang menggambarkan bentuk molekul berdasarkank epada tolakan pasangan electron disekitar atom pusat. Teori tolakanp asangan elektron ini dikenal dengan istilah VSEPR (Valence Shell Electron Pairo f Repulsion).

Bentuk molekul didasarkan kepada jumlah electron yang saling tolak-menolak disekitar atom pusat yang akan menempati tempat sejauh munkin untuk meminimumkan tolakan.

Teori VSEPR merupakan penjabaran sederahana dari rumus Lewis yang berguna untuk memprediksikan bentuk molekul poliatom berdasarkan struktur Lewis-nya. Teori VSEPR pertama kali dikembangkan oleh NevilSidgwick dan Herbet Powel pada tahun 1940, dan dikembangkan lebih lanjut oleh Ronald Gillespie dan Ronald Nyholm.

Ide dasar teori VSEPR adalah adanya tolakan antara pasangan elektron sehingga pasangan elektron tersebut akan menempatkan diri pada posisi sejauh mungkin dari pasangan elektron lainnya. Posisi pasangan elektron satu dengan yang lain yang semakin berjauhan akan menyebabkan tolakan antar mereka menjadi semakin kecil. Pada posisi yang paling jauh yang dapat dicapai, tolakan antar pasangan elektron menjadi minimal. 

Tolakan antar pasangan elektron terjadi antara pasangan elektron bebas yang terlokalisasi pada atom pusat dan elektron ikat secara ikatan koordinasi. Teori VSEPR mengasumsikan bahwa masing-masing molekul akan mencapai geometri tertentu sehingga tolakan pasangan antar elektron di kulit valensi menjadi minimal.

Karbon aktif sifat pembuatan dan aplikasi

 Karbon aktif, juga dikenal sebagai arang aktif atau activated carbon dalam bahasa Inggris, adalah bentuk karbon yang sangat poros dan memil...